budaya

Lapak Seni Suronan Juwana, Ruang Ekspresi Budaya yang Tumbuh dari Warga

R. Heryanto
Minggu, 20 Juli 2025 | 19:45 WIB
Lapak Seni oleh komunitas Cah Juwana Pluralitas. (Dok. Cah Juwana Pluralitas)

Ada pula seniman grafis Aprilianto Sudandyo alias Wage dari Serikat Grafis Kidul Ringroad. Ia baru pulang dari Amerika dan membuka sesi workshop cukil sekaligus cetak kaos langsung di lokasi.

“Kami membuka ruang ini untuk siapa saja, tapi tetap mengutamakan yang ada di area kawasan Kecamatan Juwana,” ujar Narto, anggota CJP.

“Kali ini kita isi juga pameran seni rupa lokal Juwana, dan kerja sama dengan Perupa Lingkar Muria Raya lewat program Tour de Desa-Desa,” tambah Anang Maulana, Koordinator acara.

Gerakan Budaya yang Membumi

Format pertunjukan dimulai dari anak-anak hingga dewasa. Tari tradisi selalu penuh partisipan, bahkan harus dibatasi karena membludak.

Lapak Seni Suronan bukan sekadar tontonan. Ini menjadi ruang tumbuh bagi memori kolektif anak-anak yang menonton atau ikut pentas.

Aktivis seni Pati, Imam Bucah, menilai gerakan budaya Juwana menginspirasi karena berbasis interaksi antarkecamatan.

“Kekuatan gerakan kebudayaan Pati itu justru interaksi antarkecamatan. Ini jarang kita temukan di wilayah kabupaten lain,” katanya.

“Dulu kita pernah itu mempertemukan lintas kecamatan di Pati lewat Gosek Tontonan,” tambah Imam.

Budaya dari Warga, untuk Warga

Lapak Seni Suronan menjadi contoh nyata bagaimana budaya bisa tumbuh dari bawah.

Digerakkan warga secara swadaya, terbuka, dan menyatu dengan kehidupan sehari-hari.

Semangat ini menjadi modal penting membangun kebudayaan yang kuat, membumi, dan terus berakar di tengah masyarakat. (Putut Pasopati)

***

Halaman:

Tags

Terkini