REMBANG, suararaembang.com - Di sebuah gubuk joglo tua, yang biasanya digunakan untuk merajang daun tembakau serta menyimpan tembakau yang sudah kering.
Di tengah aroma tembakau yang mungkin masih melekat di dinding-dinding kayu tua sebuah puluhan lukisan terpajang rapi.
Sebuah Pameran lukisan bertajuk “Gegayuhan”, diselenggarakan oleh SKRM Squad dan Kolektif Hysteria, dalam helatan tahunan Nginguk Githok VII.
Pameran ini mendobrak batas kenormalan suatu pameran karya, yang biasanya dihelat di galeri seni dengan dibatasi oleh bingkai galeri dan berlampu sorot putih.
Baca Juga: Festival Nginguk Githok VII: Gegayuhan, Menanam Harapan dari Sekararum untuk Masa Depan
Sedangkan kali ini 20 lukisan digelar di ruangan yang biasanya dijadikan gudang tembakau di Dusun Sekararum, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang.
Pameran ini dibuka untuk umum dari tanggal 13 hingga 18 Mei 2025, dengan harapan menjangkau tidak hanya komunitas seni, tapi juga warga sekitar.
Pameran kali ini melibatkan tiga perupa kenamaan dari Kabupaten Pati dengan karakteristik yang beragam.
Baca Juga: Festival Nginguk Githok VII: Saat Tradisi dan Harapan Bertemu di Sekararum
Imam Bucah, dengan garis-garis visualnya yang riuh namun lirih; Putut Pasopati, yang menghadirkan bentuk-bentuk simbolik dari kegelisahan sosial kontemporer; serta Imam Tohari, yang karyanya kerap mengaburkan batas antara kenangan personal dan sejarah kolektif.
Ketiganya menyuguhkan tafsir visual yang beragam, namun terikat oleh benang merah tema: gegayuhan sebagai narasi hidup yang tak pernah usai.
Di sela-sela pameran, salah satu perupa Imam Tohari memberikan tanggapannya terkait pameran yang Ia dan kawan-kawan gelar.
Ia, menjelaskan dengan bekerja sama dengan masyarakat Sekararum dalam menggelar pameran seni lukis sebagai bentuk membumikan suatu karya seni.
Bagi dirinya mendistribusikan karya-karya seni ke masyarakat, merupakan suatu capaian.
“Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dimana bisa dinikmati atau diapresiasi langsung oleh rakyat dengan wadah sedekah bumi. Sebagai pencipta seni menjadikan kepuasan tersendiri.” pungkasnya, Minggu (18/05/2025).
Artikel Terkait
Festival Nginguk Githok VII: Gegayuhan, Menanam Harapan dari Sekararum untuk Masa Depan