REMBANG, suararembang.com - Banjir yang melanda Kabupaten Rembang pada Sabtu, 22 Maret 2025, berdampak pada ratusan hektar lahan pertanian dan merendam sejumlah rumah warga.
Meski demikian, kabar baiknya adalah tidak ada puso atau gagal panen pada sawah yang terdampak.
Ratusan Hektar Sawah Terendam Banjir
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, sebanyak 914 hektar sawah di enam kecamatan, yaitu Sedan, Sluke, Kragan, Sarang, Lasem, dan Pancur, terendam banjir. Namun, kondisi tanaman padi masih bisa diselamatkan berkat durasi banjir yang relatif singkat.
Baca Juga: Banjir Rembang: 15 Desa Terendam, Infrastruktur Rusak, dan Upaya Penanggulangan
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dintanpan Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, memastikan bahwa banjir tidak berlangsung lama sehingga tidak menyebabkan puso.
"Banjir di Rembang hanya berlangsung sebentar, tidak seperti di daerah lain seperti Demak, Kudus, dan Pati yang terendam berhari-hari. Tanaman padi masih bisa bertahan," jelasnya.
Petani Berusaha Menyelamatkan Tanaman Padi
Padi yang terdampak banjir sebagian besar siap panen dalam satu hingga dua minggu ke depan. Sementara itu, padi yang baru ditanam sekitar dua minggu sebelum banjir juga masih dalam kondisi baik.
Untuk mengurangi risiko kerusakan, petani mengambil langkah cepat dengan mengikat padi yang roboh dan langsung memanen yang sudah siap. Hal ini dilakukan agar kualitas hasil panen tetap terjaga.
Tantangan Petani Pascabanjir
Selain menghadapi genangan air, petani yang memiliki sawah di tepi sungai juga harus menghadapi masuknya sampah ke area persawahan. Hal ini memerlukan tenaga dan biaya tambahan untuk membersihkan lahan sebelum kembali bercocok tanam.
Dengan banjir yang tidak berlangsung lama, diharapkan petani dapat segera melanjutkan proses pertanian dan meminimalkan potensi kerugian. **
Artikel Terkait
Banjir Rembang: 15 Desa Terendam, Infrastruktur Rusak, dan Upaya Penanggulangan