REMBANG, suararembang.com - Pemerintah Kabupaten Rembang terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dengan meluncurkan program embung partisipatif.
Program ini mengusung konsep kolaboratif antara pemerintah dan petani, tidak hanya untuk memperluas jaringan irigasi, tetapi juga menekan anggaran secara signifikan.
Baca Juga: Bupati Rembang Matangkan Rencana Pembangunan Embung Pasedan dan Trenggulunan di 100 Hari Kerja
Melalui skema ini, petani tidak sekadar menjadi penerima bantuan, melainkan turut aktif dalam proses pembangunan embung. Pemerintah menyediakan fasilitas pendukung seperti penyewaan alat berat, sementara petani menyiapkan lahan dan sarana penunjang lain.
Bupati Rembang, Harno, sudah beberapa kali menyampaikan pentingnya keterlibatan petani dalam pembangunan embung. Ia mengingatkan bahwa kesiapan lahan merupakan kunci utama dalam merealisasikan program ini.
“Kalau hendak membangun embung, tentu harus ada kesepakatan dengan pemilik lahan. Kalau petani siap lahannya, kami dari pemerintah bisa segera menindaklanjuti,” terang Harno.
Baca Juga: Pemkab Rembang Dukung Usulan Petani Milenial: Satu Embung Kecil per Areal untuk Atasi Krisis Air
Model embung partisipatif ini mendapat respons positif dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang. Kepala Dintanpan, Agus Iwan, menyebut bahwa kolaborasi seperti ini menjadi solusi jangka panjang dan berkelanjutan dalam pemenuhan kebutuhan pengairan lahan pertanian.
“Embung partisipatif ini bentuk sinergi. Kami dari Dinas siap bantu sewa backhoe, sementara petani menyiapkan lahannya,” jelas Agus Iwan pada Selasa (22/7).
Keunggulan utama dari model ini adalah efisiensi anggaran. Jika dibandingkan dengan metode pembangunan konvensional, pendekatan partisipatif ini dapat menghemat biaya hingga 50 persen per unit.
“Kalau skema ini berjalan, bisa hemat hingga setengah dari anggaran biasanya. Cukup ajukan permohonan sewa backhoe ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kami akan fasilitasi,” tambah Agus.
Selain menekan biaya, pendekatan ini juga diharapkan menumbuhkan rasa memiliki pada diri petani. Keterlibatan mereka sejak awal dipercaya dapat meningkatkan tanggung jawab dalam menjaga dan memanfaatkan embung secara berkelanjutan.
Program ini menjadi langkah konkret Pemkab Rembang dalam menjawab tantangan pengelolaan air untuk pertanian, khususnya di wilayah yang belum memiliki embung. Skema ini juga membuka peluang perluasan irigasi dengan cara yang lebih inklusif dan efisien.