REMBANG, suararembang.com – Ramadan bukan halangan bagi anak muda Rembang untuk terus bergerak.
Para pegiat komunitas berkumpul dalam acara bertajuk Pasti Ada Jalan, yang menggabungkan pemutaran film dan diskusi sore menjelang berbuka puasa.
Bertempat di Aula LPI Al-Furqon, film dokumenter Legiun Tulang Lunak: 20 Centimeters Per Year karya Semaya Studio menjadi tontonan utama.
Dokumenter ini mengisahkan perjalanan komunitas Hysteria Semarang selama 20 tahun terakhir, memperlihatkan jatuh bangunnya sebuah gerakan kreatif.
Tidak hanya diputar di Rembang dan beberapa kota di Jawa Tengah, film ini juga mendapat tempat di festival film di Zurich, Swiss.
Menurut Yus Winardi, pendiri Hysteria, konsistensi adalah kunci dalam berkarya. Sebagai individu maupun kelompok, kita harus realistis dan tidak terjebak ekspektasi tinggi agar tidak mudah kecewa.
Lakukan apa yang bisa dilakukan secara konsisten, dan ketika peluang datang, kita siap menyambutnya.
Ahdiat Galih, salah satu narasumber diskusi, menjelaskan makna di balik tema Pasti Ada Jalan.
Ia menegaskan bahwa kebuntuan sering kali muncul dalam perjalanan individu maupun komunitas, termasuk di Rembang.
Tapi selama kita tetap berusaha dan berpikir positif, selalu ada jalan keluar.
Sementara itu, Abid dari Kertangkes.id menyoroti tantangan bagi komunitas kreatif di Rembang. Diperlukan daya tahan ekstra untuk tetap bertahan di lingkungan yang belum sepenuhnya mendukung kreativitas.
Karena itu, kami mengundang anak-anak muda dari berbagai sekolah agar mereka mengenal dunia aktivisme sejak dini.
Diskusi ini turut dihadiri oleh siswa dari SMA 1 Rembang, SMK Ummar Fattah, SMK Cendekia, dan SMK Avicena.
