Minggu, 21 Desember 2025

Soal 17 Oktober Jadi Hari Kebudayaan Nasional Berbarengan Ultah Prabowo, Istana: Kita Tidak Menganut Cocoklogi

Photo Author
- Rabu, 16 Juli 2025 | 16:30 WIB
Kepala PCO Hasan Nasbi dalam konferensi pers mingguan, Rabu, 16 Juli 2025. (Kantor Komunikasi Kepresidenan)
Kepala PCO Hasan Nasbi dalam konferensi pers mingguan, Rabu, 16 Juli 2025. (Kantor Komunikasi Kepresidenan)

JAKARTA, suararembang.com - Istana merespon tentang penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional oleh Kementerian Kebudayaan.

Penetapan tersebut ramai jadi perbincangan karena tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Prabowo.

Baca Juga: Apresiasi Fadli Zon tentang Hari Kebudayaan Nasional, PDIP Minta Penetapan Tanggal Jangan Dikaitkan dengan Prabowo

“Dari hasil komunikasi kuta dengan Kementerian Kebudayaan, bahwa ini merupakan masukan dari para budayawan, para pekerja seni, tradisi yang merasa penting untuk ditetapkan sebuah tanggal sebagai Hari Kebudayaan,” ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 16 Juli 2025.

Tanggal tersebut, menurut Hasan untuk menjadi hari mengapresiasi para seniman dan budayawan dan pelaku tradisi lainnya.

“Supaya tidak hanya sekedar diingat tapi juga mendapat tempat dalam keberlanjutan pembangunan bangsa kita,” imbuhnya.

Hasan juga menyatakan bahwa Pemerintah tidak pernah melakukan cocoklogi terkait pemilihan tanggal.

“Ketika sebuah tanggal ditetapkan oleh Kementerian, itu ada dasarnya, apakah itu dasar hukum, dasar peristiwa, atau dasar sejarah,” tambahnya.

“Mungkin yang harus dipahami teman-teman semua maupun masyarakat, puncak dari pengakuan keberagaman kita sebagai bangsa yang plural, berbagai suku bangsa, etnis kebudayaan itu ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951,” jelasnya.

Ia menjelaskan pada saat itu negara keberagaman dengan memasukkan Bhineka Tunggal Ika sebagai bagian dari Lambang Negara.

“Menurut Kajian yang disampaikan Kementerian Kebudayaan, ini puncak keberagaman bangsa dan budaya yang plural,” tambahnya.

“Kita tidak menganut otak-atik gathuk atau cocoklogi, kalau kebetulan nggak apa-apa, ini soal kebetulan,” tandasnya.

Sebelumnya, politisi PDIP, Aria Bima juga mengingatkan bahwa sebaiknya tak ada penafsiran untuk mengaitkannya dengan ulang tahun Prabowo.

“Jangan disimplikasi, jangan terlalu dikecilkan, dikerdilkan dengan hal yang berkaitan, persamaan hari lahirnya Pak Prabowo,” ujar Aria Bima kepada media di Kawasan Parlemen Senayan pada Senin, 14 Juli 2025 lalu.

Halaman:

Editor: Achmad S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X