Setelah sabda selesai dibacakan, suasana berubah lebih meriah. Meriam salvo ditembakkan. Gamelan mengalun lebih kuat. Para tamu berdiri dan memberi penghormatan. Prosesi dilanjutkan dengan kirab agung yang dimulai pukul 11.50 WIB.
Rutenya melintasi Siti Hinggil, Sasana Sumewa, Alun-Alun Lor, Gladag, Loji Wetan, Gemblegan, hingga kembali ke Pagelaran. Warga memenuhi sisi jalan untuk melihat langsung momen bersejarah ini.
Ratusan tamu undangan hadir, termasuk tokoh nasional. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan besar terhadap suksesi damai Karaton Surakarta.
Pukul 14.00 WIB, prosesi kondur Dalem dimulai. Sampeyan Dalem kembali menuju Kedaton melalui Kori Brojonolo, Kamandhungan, Srimanganti, dan Prabasuyasa. Prosesi ini menjadi penutup seluruh rangkaian Jumeneng Dalem.
GKR Timoer Rumbaikusuma Dewayani, juru bicara Karaton, menyampaikan pernyataan resmi. Beliau menegaskan bahwa Jumeneng Dalem SISKS Pakoe Boewono XIV merupakan momen besar bagi pemulihan martabat Karaton.
“Karaton hari ini memasuki babak baru penuh harapan. Sabda Dalem yang disampaikan di Watu Gilang bukan hanya ikrar kepemimpinan, tetapi juga restu sejarah yang mengikat kita semua untuk menjaga kelestarian budaya Mataram. Ini bukan sekadar suksesi, tetapi pemulihan martabat Karaton Surakarta,” ujar beliau.
Pernyataan itu mewakili harapan banyak pihak. Karaton kini memasuki fase baru yang mempertemukan nilai sejarah dan masa depan. Prosesi ini membuktikan bahwa adat ratusan tahun tetap memiliki tempat di tengah dunia modern.
Sabda Dalem di Watu Gilang menjadi simbol kuat keberlanjutan peradaban Jawa. Karaton Surakarta kembali menjadi pusat perhatian budaya nasional. Era SISKS Pakoe Boewono XIV pun resmi dimulai dan diharapkan membawa kejayaan baru bagi Karaton Surakarta.
***
Artikel Terkait
Cucu PB XI: Seluruh Trah Mataram Surakarta Harus Duduk Bersama Demi Karaton Kasunanan Surakarta yang Rukun dan Bermartabat