Sejarah Dualisme Kepemimpinan
Dalam dialog tersebut, Panembahan Agung Tedjowulan menyinggung sejarah dualisme kepemimpinan pasca PB XII.
Ia menyebut konflik antara PB XIII dan dirinya pernah dimediasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Langkah itu dilakukan demi menjaga keutuhan Keraton Solo.
Tedjowulan Ditunjuk Pemimpin Interim
Pemerintah berharap seluruh pihak menahan diri dan mengedepankan musyawarah mufakat.
Untuk sementara, proses dialog difasilitasi Panembahan Agung Tedjowulan sebagai pemimpin interim.
Fadli menegaskan pemerintah akan terus mengawal proses tersebut.
Revitalisasi Keraton Terus Dilakukan
Kementerian Kebudayaan mendorong revitalisasi Keraton Solo sebagai pusat kebudayaan nasional.
Pada 2025, pemerintah telah memfasilitasi revitalisasi Panggung Songgo Buwono dan Museum Keraton Solo.
Revitalisasi ini diharapkan memperkuat peran keraton dalam pelestarian budaya.
Komitmen Jaga Warisan Budaya
Menutup pertemuan, Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah menjaga dialog yang inklusif.
Ia berharap keluarga keraton mengedepankan persatuan dan kebersamaan.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga marwah Keraton Solo bagi generasi mendatang.
***
Artikel Terkait
Polemik Tak Berujung di Kraton Surakarta, Perebutan Takhta Dinilai Ulangi Sejarah Kelam