JUWANA, suararembang.com – Halaman eks Kawedanan Juwana berubah menjadi panggung seni selama tiga malam berturut-turut. Komunitas Cah Juwana Pluralitas (CJP) kembali menggelar Lapak Seni Suronan, 17–19 Juli 2025.
Mengangkat tema “Nglaras Tatanan Mangsa”, kegiatan ini menjadi perayaan budaya rakyat yang menyatukan warga, seniman, dan berbagai elemen kreatif.
Baca Juga: Lapak Seni Suronan Juwana Jadi Ruang Terbuka untuk Seniman Lokal dan Komunitas
Akar Kolektivitas Seni Lokal
Lapak Seni Suronan telah digelar 13 kali. Dulu sempat hadir dua kali setahun lewat Lapak Sabanan dan Suronan.
Namun kini, CJP memilih fokus di momen Suronan agar lebih kuat secara isi dan dampak.
“Dulu sempat setahun ada dua kali, yaitu Lapak Seni Sabanan dan Suronan, tapi atas kesepakatan kawan-kawan, kita fokus yang di Suronan,” ujar Kumkum dari CJP.
Baca Juga: Lapak Seni Suronan Juwana: Perayaan Budaya di Tengah Bangunan Bersejarah
Setiap malam, pengunjung memadati area pertunjukan. Penampil datang dari berbagai latar, usia, dan wilayah.
Mereka menampilkan tari tradisional dan modern, pantomim, musik, teater, hingga performance art.
Dekorasi Tunjukkan Ciri Juwana
Panggung dihias dengan gapura bergaya tobong ketoprak yang digambar manual di atas papan multipleks.
Ciri khas visual juga tampak pada baliho besar yang difungsikan sebagai photo booth. Semua desain dikerjakan manual.
Desain dipercayakan pada Tai Art, seniman visual Juwana. Ia dikenal dengan gaya desain post-tradisi yang kental dengan simbol lokal.
“Ada ciri khas lampu badai yang selalu hadir. Biarpun ada angin dan badai, api semangat tetap menyala,” kata Tai Art.
Panggung Terbuka untuk Semua
Selain pertunjukan, pengunjung bisa menikmati lapak baca Pustaka Malam, kuliner khas Juwana seperti pindang srani dan kelo mrico, serta lapak gambar anak.