suararembang.com - Setiap kali perayaan Tahun Baru Imlek tiba, hujan kerap turun di banyak wilayah, khususnya di negara dengan komunitas Tionghoa yang besar.
Fenomena ini sering memunculkan pertanyaan: apakah ini hanya kebetulan, atau ada penjelasan khusus di baliknya?
Baca Juga: Sejarah Perayaan Imlek yang Ternyata Hanya Terjadi di Indonesia karena Terjadinya Diskriminasi
Tidak hanya dari sisi ilmiah, tradisi dan budaya pun memberikan makna mendalam terhadap hujan saat Imlek.
Perspektif Budaya: Hujan Sebagai Simbol Keberuntungan
Dalam budaya Tionghoa, hujan yang turun saat Imlek memiliki arti yang sangat positif.
Banyak yang percaya bahwa hujan adalah simbol keberuntungan dan berkah melimpah.
Baca Juga: Panduan Menu Imlek: Hidangan Penuh Makna untuk Keberuntungan Keluarga
Hal ini terkait dengan tradisi agraris masyarakat Tionghoa kuno, di mana hujan dianggap sebagai tanda kesuburan dan kemakmuran.
Beberapa orang tua bahkan menyebut, “Hujan pada saat Imlek adalah berkah langit. Ia membawa rezeki untuk satu tahun ke depan.”
Keyakinan ini masih melekat kuat hingga kini, terutama di keluarga yang menjunjung tinggi adat dan kepercayaan leluhur.
Baca Juga: Filosofi di Balik Warna Merah dan Emas dalam Perayaan Imlek
Penjelasan Ilmiah: Pengaruh Musim Hujan
Secara meteorologis, hujan saat Imlek bukanlah sesuatu yang mengherankan.
Tahun Baru Imlek biasanya jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari.
Pada periode ini, sebagian besar wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang berada di puncak musim hujan.