Ia menawarkan agar manajemen mendaftar sertifikasi halal, namun manajemen memilih untuk mencantumkan label nonhalal secara eksplisit .
Setelah meninjau kesiapan manajemen, Pemkot Solo memberi izin buka kembali dengan syarat label nonhalal jelas dan edukasi staf terhadap konsumen Muslim .
Apa arti keputusan ini bagi konsumen?
1. Kejelasan informasi – Pelanggan Muslim dapat membuat keputusan berdasarkan label yang jelas.
2. Transparansi bisnis – Pilihan label nonhalal menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Kelangsungan tradisi kuliner – Restoran yang berdiri sejak 1973 tetap bisa beroperasi, meski di tengah kontroversi.
Dengan penataan ulang informasi dan penegasan label nonhalal, Ayam Goreng Widuran Solo kini telah kembali melayani pelanggan dengan lebih terbuka dan profesional.
Bagi penikmat kuliner legendari Solo, kejelasan ini bisa menjadi nilai tambah yang membuat mereka nyaman untuk kembali datang.***
Artikel Terkait
Daging Kambing vs Daging Ayam: Mana yang Lebih Aman untuk Penderita Darah Tinggi?