suararembang.com - Dalam Pilkada 2024, debat calon kepala daerah menjadi salah satu ajang paling krusial dalam proses pemilihan.
Dari sisi komunikasi politik, debat ini bukan hanya sarana untuk menyampaikan visi dan misi, tetapi juga momen penting di mana calon memperkuat citra dan kepercayaan publik terhadap mereka.
Seni komunikasi politik dalam debat mencakup berbagai elemen seperti pemilihan kata, intonasi, gestur tubuh, dan penggunaan argumen yang meyakinkan. Setiap kandidat dihadapkan pada tantangan untuk tampil autentik, empatik, dan kredibel di mata pemilih.
Penelitian menunjukkan bahwa pemilih tidak hanya menilai kandidat berdasarkan substansi argumen, tetapi juga berdasarkan bagaimana pesan tersebut disampaikan. Penguasaan emosi, kemampuan menanggapi serangan lawan secara elegan, dan strategi membingkai isu menjadi faktor penentu kesuksesan.
Baca Juga: Youth Election Fest: Dorong Partisipasi Pemilih Pemula dalam Pengawasan Pilkada
Di sisi lain, debat juga membuka ruang bagi para kandidat untuk memperlihatkan bagaimana mereka merespons pertanyaan-pertanyaan sulit atau mengejutkan.
Kandidat yang dapat mempertahankan ketenangan, memberikan jawaban yang terstruktur, dan membalas dengan argumentasi yang kuat sering kali meninggalkan kesan yang mendalam pada pemirsa.Hal ini mencerminkan kematangan politik dan kemampuan kepemimpinan yang diharapkan masyarakat.
Namun, komunikasi politik yang berhasil dalam debat tidak melulu tentang mendominasi panggung dengan retorika tajam. Kemampuan menunjukkan empati kepada audiens, mengartikulasikan solusi yang relevan dengan masalah nyata, dan membangun koneksi emosional adalah aspek yang semakin dihargai oleh pemilih modern.
Calon yang mampu memadukan keterampilan komunikasi yang baik dengan substansi yang kokoh cenderung memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan hati pemilih.
Baca Juga: Inilah Visi dan Misi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Rembang 2024
Pilkada 2024 menghadirkan tantangan baru dalam era digital, di mana performa debat dapat dengan cepat tersebar di berbagai platform media sosial. Reaksi pemilih tak hanya ditentukan oleh penampilan di atas panggung, tetapi juga oleh potongan-potongan klip debat yang viral dan analisis media yang mengikutinya.
Potongan debat yang memuat momen-momen dramatis atau jawaban yang menarik perhatian publik cenderung mudah disebarluaskan dan memengaruhi persepsi pemilih secara luas.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Political Communication, klip video yang pendek dan emosional lebih mungkin untuk mendapatkan perhatian dan disebarluaskan secara viral dibandingkan dengan segmen debat yang panjang dan kurang menarik (Smith & Jones, 2023).