Ia menilai, akses inklusif sangat penting di tempat-tempat bersejarah. Apalagi bagi lansia atau penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan fisik.
“Cagar budaya kita juga inklusif buat orang-orang yang secara usia mungkin fisik punya keterbatasan,” tambah Hasan.
Dengan adanya stairlift, Candi Borobudur diharapkan tetap ramah bagi semua kalangan tanpa mengorbankan nilai sejarah dan keutuhan bangunannya.
Pemerintah kini fokus pada pengujian dan evaluasi teknis untuk memastikan bahwa rencana permanen benar-benar aman dan efektif.***
Artikel Terkait
Kontroversi Stairlift di Borobudur: Ahli Arkeologi Ingatkan Risiko terhadap Struktur Candi