Ruwatan, yakni ritual pembersihan diri dari energi buruk, kadang dilakukan dengan pertunjukan wayang atau doa bersama.
Kirab pusaka, yaitu arak-arakan benda-benda keramat milik keraton seperti tombak, keris, atau bahkan kerbau bule.
Di Surakarta dan Yogyakarta, kirab ini dilakukan dengan khidmat dan tanpa suara, menciptakan suasana sakral yang penuh makna.
Pantangan dan Makna Reflektif
Malam 1 Suro juga dikenal sebagai waktu yang sakral, bahkan cenderung dianggap “wingit” atau angker.
Banyak orang memilih tidak menggelar pesta, tidak bepergian jauh, dan menghindari keramaian.
Keheningan malam ini diyakini membuka ruang untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Introspeksi, doa, dan rasa syukur menjadi inti peringatan malam 1 Suro.
Malam 1 Suro 2025 akan terjadi pada Kamis malam, 26 Juni 2025, bertepatan dengan awal Tahun Baru Jawa dan Islam.
Masyarakat menyambutnya dengan doa, ritual, dan kesunyian.
Di balik kesan mistisnya, malam ini sarat dengan pesan spiritual: memulai tahun dengan hati bersih, pikiran jernih, dan langkah penuh makna.
Dengan menyertakan kata kunci seperti Malam 1 Suro 2025, tradisi Jawa, dan 26 Juni 2025, artikel ini dibuat agar mudah ditemukan dan disukai pembaca pencari informasi budaya di internet.**
Jika Anda ingin versi cetak, unggahan sosial media, atau artikel la
njutan (misal: “Apa yang Harus Dilakukan Saat Malam Suro”), saya siap bantu.
Artikel Terkait
Dari Gudang Tembakau Menuju Galeri Rakyat: Kisah Pameran “Gegayuhan”