Penelitian ini juga menyoroti pentingnya Lasem dalam proses Islamisasi dan pembauran budaya.
Wilayah ini dikenal sebagai pusat batik dan permukiman Tionghoa tua, namun kini lewat artefak seperti Dhadha Peksi, kita melihat bahwa budaya Eropa pun turut hadir dan membekas dalam artefak keagamaan Islam di Jawa.
Temuan ini merupakan bagian dari studi berjudul "The Wooden Beam (Dhadha Peksi) of the Lasem Jami Mosque: Traces of European Influence in an Early Modern Islamic Context", diterbitkan dalam jurnal Archipel edisi 109 tahun 2025.
Artikel tersebut ditulis oleh tim peneliti lintas negara: Zakariya Pamuji Aminullah, Hélène Njoto, Arlo Griffiths, Dimas Seno Bismoko, dan Ashar Murdihastomo.
Berkat kolaborasi antara akademisi, masyarakat lokal, dan pemerintah, Lasem telah ditetapkan sebagai Kota Pusaka sejak 2013 dan kini tengah diajukan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional.
Upaya ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian warisan budaya — bukan hanya bangunan, tetapi juga nilai sejarah dan percampuran budaya yang terkandung di dalamnya.
Sumber:
Aminullah, Z. P., Njoto, H., Griffiths, A., Bismoko, D. S., & Murdihastomo, A. (2025). The Wooden Beam (Dhadha Peksi) of the Lasem Jami Mosque: Traces of European Influence in an Early Modern Islamic Context, Archipel, 109. Link
***
Artikel Terkait
Jejak Eropa di Balok Dhadha Peksi Masjid Jami Lasem: Misteri Ukiran dan Sejarah Abad ke-18