Minggu, 21 Desember 2025

Musim Kemarau Masih Basah, Pertumbuhan Tembakau di Rembang Terhambat

Photo Author
- Senin, 23 Juni 2025 | 14:00 WIB
Cuaca kemarau basah hambat pertumbuhan tembakau di Rembang, petani diminta waspada genangan air dan sambaran petir.
Cuaca kemarau basah hambat pertumbuhan tembakau di Rembang, petani diminta waspada genangan air dan sambaran petir.

 

SUARAREMBANG.COM – Musim kemarau tahun ini tidak seperti biasanya. Di Kabupaten Rembang, curah hujan masih tinggi meski sudah memasuki bulan Juni. Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan tanaman tembakau, terutama di lahan sawah.

Plt Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, menyebut penanaman tembakau sudah dimulai sejak Maret lalu. Luas tanam mencapai sekitar 10.000 hektare, terdiri dari 9.000 hektare kemitraan dan 1.000 hektare non-kemitraan.

Baca Juga: Dari Gudang Tembakau Menuju Galeri Rakyat: Kisah Pameran “Gegayuhan”

Namun, baru 70 persen lahan yang sudah ditanami. Dan dari jumlah itu, hanya sekitar 30 persen tanaman yang tumbuh optimal.

“Yang banyak gagal ini tembakau yang ditanam di sawah. Karena sistem pembuangan airnya rata-rata belum bagus, jadi saat turun hujan deras, air tergenang cukup lama,” kata Fajar kepada wartawan, Senin (23/6/2025).

Fajar menjelaskan genangan air menjadi musuh utama tembakau. “Air jadi ngecembong (tergenang), sehingga mengakibatkan pertumbuhan tembakau terhambat. Kalau air lama menggenang dua sampai tiga hari, bisa membuat tanaman menjadi layu,” jelasnya.

Baca Juga: Temanggung, Negeri Tembakau dengan Pesona Alam yang Mempesona

Berdasarkan prediksi BMKG, kondisi kemarau basah ini bisa berlangsung hingga Agustus, bahkan berpotensi berlanjut sampai akhir tahun. Petani diimbau lebih waspada.

“Kami memberikan informasi kepada petani bahwa musim kemarau ini cenderung basah. Mereka perlu mengantisipasi jika tetap ingin menanam tembakau,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Rembang memberikan dukungan berupa bantuan sarana produksi (saprodi) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Bantuan itu meliputi pupuk ZA 150,3 ton, ZK 32,8 ton, ZPT 16 liter/kg, NPK rendah klor 5 ton, pupuk organik 8,45 ton, serta SP26 sebanyak 40 ton.

Tak hanya itu, juga disalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti mesin rajang (7 unit), para-para (750 buah), motor roda tiga (6 unit), timbangan digital (7 unit), dan Unit Pengolahan Hasil (1 unit).

“Kalau alsintan dari pemerintah provinsi sudah diserahkan, tapi yang dari Pemkab masih dalam proses pengadaan,” tambah Fajar.

Tiga pelatihan juga digelar untuk petani, yaitu pelatihan diversifikasi tembakau kelapa, budidaya tembakau, dan uji efektivitas pupuk organik.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Listrik Masuk Sawah, Petani Rembang Tambah Sumringah

Senin, 17 November 2025 | 21:00 WIB

Pemkab Rembang Dorong Akses Modal Baru untuk Petani

Rabu, 5 November 2025 | 06:00 WIB
X