SUARAREMBANG.COM - Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang meluncurkan inovasi baru dalam sistem pelaporan layanan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik.
Mulai awal Juli 2025, pelaporan dilakukan menggunakan formulir digital berbasis Google Form. Langkah ini diambil setelah aplikasi resmi Kementerian Pertanian, Identik PKH, tidak lagi dapat diakses.
Baca Juga: Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 4,96 Persen, Ungguli Nasional Berkat Sektor Pertanian
Sosialisasi sistem pelaporan digital tersebut digelar di Aula Dintanpan Rembang, Senin (7/7), dan diikuti para inseminator. Dalam formulir baru ini, petugas diminta untuk mengisi data penting seperti tanggal pelayanan, identitas ternak, nama dan alamat pemilik, jenis pejantan, serta produsen semen beku (straw).
Menurut Kepala Bidang Peternakan Dintanpan Rembang, Lulu Rofiana, formulir digital ini menjadi solusi darurat setelah aplikasi utama tidak lagi berfungsi.
“Tidak tahu apakah karena kontraknya sudah habis atau memang tidak ada lagi yang mengelola di sana. Karena itu, kami berinisiatif menggunakan Google Form sebagai alternatif pelaporan,” ungkap Lulu.
Baca Juga: Pemkab Rembang Salurkan 186 Alsintan: Inovasi Pertanian yang Akan Ubah Cara Petani Bekerja!
Penggunaan Google Form memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya adalah kemampuan pelaporan secara real time. Petugas diwajibkan mengisi data sesegera mungkin setelah pelayanan dilakukan.
Ini mendukung akuntabilitas kerja di lapangan dan memperkuat pengawasan terhadap pelaksanaan IB di wilayah Rembang.
Lulu menambahkan bahwa meski aplikasi ini bersifat gratis, Google Form memiliki fitur analisis data yang cukup mumpuni.
Data yang masuk bisa langsung digunakan untuk evaluasi, termasuk distribusi straw, populasi pejantan, dan indukan ternak di Kabupaten Rembang.
“Google Form ini aplikasi gratis, tetapi memiliki fasilitas analisis data yang cukup memadai untuk kami gunakan dalam memantau dan mengevaluasi kinerja petugas,” jelasnya.
Lebih dari itu, data hasil pelaporan diharapkan bisa dikembangkan untuk pelaporan kebuntingan secara langsung dari lapangan. Menurut Lulu, selama ini pihaknya belum memiliki sistem pelaporan kebuntingan yang aktual dan andal.
Artikel Terkait
Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 4,96 Persen, Ungguli Nasional Berkat Sektor Pertanian