“Selama ini kami belum memiliki laporan kebuntingan yang benar-benar aktual dari lapangan, sehingga menyulitkan dalam menghitung angka service per conception (S/C) maupun conception rate (CR) yang sebenarnya. Harapannya, pelaporan ini bisa jadi langkah awal menuju sistem data peternakan yang lebih baik,” tuturnya.
Langkah digitalisasi ini menjadi angin segar bagi upaya modernisasi sektor peternakan di Rembang. Dengan dukungan data real time dan sistem yang efisien, kualitas layanan inseminasi buatan diharapkan semakin meningkat.
Selain itu, kehadiran sistem ini juga membuka jalan menuju integrasi data peternakan yang lebih akurat dan berkelanjutan.**
Artikel Terkait
Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 4,96 Persen, Ungguli Nasional Berkat Sektor Pertanian